�Maaf, mbak �X�, ternyata setelah air seninya diperiksa hasilnya positif, mbak hamil.� Kataku hati-hati dan pelan supaya pemberitahuan ini tidak didengar pasien yang disebelahnya atau orang lain.
�Aduh syukurlah. Saya bakal punya �dedek� lagi��Katanya senang dengan mata berbinar-binar bahagia.
Terus terang aku terkejut, karena sebagai pekerja di tempat hiburan malam (sebuah karaoke) sebagian besar akan sedih dan gelisah kalau terdiagnosis hamil. Apalagi gadis muda ini di pendaftaran mengaku belum nikah dan masuk rumah sakit akibat mual-muntah setelah makan sejenis pil saat menemani tamu di karaoke.
�Wah, jujur saya terkejut mbak senang dengan kabar ini.�Kataku serius.
�Saya kan punya suami dok di Jawa, liburan puasa kemarin karaoke tutup saya kan mudik sebulan.�Katanya senyum simpul dan meminta maaf mengaku belum menikah sebelumnya.
�Jadi, yakin ini anak suaminya? Dengan tamu mungkin pernah digoda melakukan hubungan badan,kan?�Tanyaku menyelidik.
�Iya, beberapa kali. Tapi kan dengan tamu pakai kondom, dok. Dengan suami tidak, karena kita saling cinta�.�Dia senyum lagi.
�Oh�Ya, kami konsultasikan dengan dokter kebidanan dulu ya. Kalau kehamilannya baik-baik saja, besok boleh pulang.�Kataku dan senyum kecut dan sedikit geleng-geleng kepala.
Adalah unik makna kondom diantara wanita-wanita di tempat hiburan malam ini. Pernah dapat pasien yang hamil dengan pacarnya, mengaku bila dengan tamu memakai kondom dan dengan pacar tidak. Karena kondom itulah batasan cinta atau tidaknya dia dengan lelaki yang berkencan dengannya.
Hmmm�Pantasan beberapa pasien yang saya sarankan KB pihak laki-laki dengan memakai kondom kebanyakan tidak setuju, mungkin karena �citra� benda ini sebagai pembatas rasa cinta sudah mempengaruhi masyarakat luas walaupun tidak pernah bergaul dengan kehidupan malam.
sumber : kompasiana
Antara kondom dan pembatas cinta
Reviewed by Unknown
Published :
Rating : 4.5
Published :
Rating : 4.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar